Selalu coba terjemahkan makna.
Beribu tanda berusaha diterka.
Namun semua luput tak sesuai realita.
Sudah lama berkelana.
Tapi tetap takut tuk terbuka.
Maka firasat dijadikan senjata.
Kepada siapa rasa berpunya.
Karena bahagia adalah sederhana.
Cukup ada aku dan kamu di dalamnya.
Kita bisa jadi sama dalam semua.
Tapi bicara soal rasa, samakah kita?
Memang naif bila bicarakan rasa.
Tapi kian hari firasat kian meraja.
Dan kepada semesta,
Aku sematkan doa dan sebuah nama.
Semoga kali ini benar adanya.
Kaulah firasat tempatku bermuara..
Bandung, 13 Oktober
(Doa entah untuk siapa,nama kita akan selalu dijaga)
(Doa entah untuk siapa,nama kita akan selalu dijaga)
No comments:
Post a Comment