Saturday, August 2, 2014

Jauh

Langit-langit kamar belum runtuh.
Dan resah belum lusuh.
Sudah menginjak subuh.
Tapi mata terjaga, enggan untuk patuh.

Usianya masih dua puluh,
Tapi pikirannya kelewat sepuh.
Bermula dari anggun tangguh.
Hati-hati menuju reyot rapuh.

Jangan memiliki kalau takut kehilangan.
Semua yang dimiliki akan kembali pada sang empunya.
Bukan Dewi atau Dewa..
Tapi Dia, Sang Maha Semesta.

Segenggam tangan diraihnya Dunia.
Setiap rotasi buatnya makin menua.
Dia bukan seorang adigung atau besar kepala.
Apalagi licik dan jumawa.

Otaknya liar berkeliaran hingga mengaduh.
Bukan perkara sulit tapi cukuplah untuknya mengeluh.

Bukan seberapa lama kita menahan peluh,
Tapi seberapa kuat kita bangkit setelah jatuh.

Bandung, 2 Agustus 2014