Wednesday, September 24, 2014

Senja

Saat pagi ia tenggelam.
Saat malam ia terpejam.
Tersebutlah ia yang terlupa,
Hangat manis siapa kau kira.

Teruntuk Senja.
Yang sembunyi di balik rutinitas kerja.
Terselip di antara Taman Kota.


Bandung, 24 September 2014


Saturday, September 13, 2014

Peluk

Di luar terlalu bising.
Lama-lama terasa asing.
Tidak usah pecahkan piring.
Biar malam ini ia nikmati hening.

Diam-diam rupanya cicak di dinding 
Dalam hati tertawa dilihatnya gadis tersenyum miring.
Cukuplah baginya menerima pening.
Hingga peluk meredam tubuhnya tanpa bergeming.

Bandung 13 september 2014



Tuesday, September 2, 2014

Lelap

Kemudian kita lebih memilih untuk terlelap.
Memilih terpejam mata daripada dihujam kata.
Kemudian kita lebih memilih terlelap.
Memilih matikan nalar berfikir daripada berdebat kusir.

Kemudian kita hanyut dalam dunia lelap.
Memilih tinggalkan masalah dan sisakan bingung tanpa arah.
Dan semakin dalam kita tenggelam dalam lelap.
Segala persoalan terlupakan dan tetap nihil dalam keputusan.

Daripada pusing berfikir hingga sepuluh keliling.
Daripada sesal berbuat hingga gigit jari kelingking.
Kita memilih terlelap.
Kemudian diam-diam berharap.

Karena mimpi terbayang dalam tidur tapi tak terwujud dalam lelap.
Karena puncak tertinggi bukan untuk diratapi tapi dijejaki.
Kemenangan bukan sebuah pemberian tapi perjuangan.

Jangan bersedih, jangan berduka.
Jangan lelap terlalu lama.
Buka mata, telinga dan tegakkan kepala.
Bicara soal mimpi dan cita-cita.
Masih ingatkah kita?