Sunday, August 25, 2013

Sayangi Dirimu, Sayang..

Tak kenal, maka tak sayang.
Mana yang lebih sulit, mengasihi hidup diri sendiri atau menghargai hidup orang lain?
Sesungguhnya menghargai hidup orang lain lebih sulit daripada mengasihi hidup diri sendiri.
Tapi ketika kita tidak mengenal diri kita sendiri, mana yang lebih sulit?

Kita pasti pernah ada di situasi di mana kita bertanya,
 "Aku ingin menjadi orang hebat. Kapan waktuku tiba?Aku tidak lebih hebat dari dia. Apa yang bisa aku banggakan? Aku tidak bisa mengalahkan dia. Bagaimana bisa sehebat dirinya?"

Ada satu masa dimana kita mencari arti sebuah pengakuan dan penghargaan.
Ada satu masa dimana kita haus akan penghormatan dan jabatan.
Ada satu masa dimana kita meragukan apa yang kita punya,
kemudian mulai membandingkan dengan kepunyaan tetangga atau kolega.

Ada satu masa dimana kita merasa begitu kekurangan sehingga kita lupa dengan segala yang kita punya.
Di atas langit masih ada langit. Banyak orang hebat di luar sana, maka jangan menganggap diri terlalu hebat.
Memang banyak orang hebat di luar sana yang sesuai bidangnya. Maka jangan menganggap diri tidak terlalu hebat. Tiap manusia hebat dengan jalannya dan caranya masing-masing. Perbandingan ada untuk penghargaan, bukan untuk persaingan.  Maka jangan mengubah diri sendiri hanya untuk mengalahkan kehebatan orang lain.
Manusia diciptakan berbeda-beda, lantas mengapa ingin terlihat sama?
Yang menjadikan tiap individu istimewa adalah apa yang dia punya.
Apa yang dia miliki dan orang lain tidak miliki adalah sebuah nilai tersendiri.
Sudah jelas bahwa kita memiliki keistimewaan dan kelemahan masing-masing.
Lantas mengapa kita masih merasa kurang dengan segala yang kita bawa?

Ketika musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri,apa yang kamu lakukan?
Ketika kita berpikir tidaklah pantas untuk menang, sesungguhnya kita telah kalah.
Bukan pada lawan, tapi pada diri kita sendiri.
Ketika kita berpikir tidaklah pantas untuk memimpin, sesungguhnya kita telah kalah.
Bukan pada keadaan, tapi pada diri kita sendiri.

Sebingung-bingungnya tersesat di jalan,
Dialog dengan pikiran sendiri adalah hal yang paling menyesatkan.
Seramai-ramainya orang lalu lalang di pasar,
Dialog dengan pikiran sendiri adalah tempat paling memusingkan.
Dan dewasa adalah saat kita berdiri untuk hadapi diri sendiri.

Setiap dari kita adalah istimewa,
tak perlu berkecil hati jika belum menjadi sehebat idola.

Atas segala lebih dan kurang yang kita punya.
Tanyakan pada bayangan di kaca,

"Ngapain jadi orang kebanyakan kalau bisa beda?"


Tuesday, August 20, 2013

Dijajah Sejak Dulu

Indonesia telah merdeka.
Lantas mengapa ada yang berkata,
“Kita masih dijajah.”

Bukan hanya soal ekonomi.
Tentang rakyat yang lapar atau maraknya berita korupsi
Bukan hanya soal pendidikan.
Tentang anak desa susah bersekolah atau sarjana pengangguran,

Karena pada siang hari tadi,
Ada sebuah berita di televisi,
Dengan judul manis dia terpampang,
Tentang wanita dan harkatnya.

Tidak usah disebut apa judul beritanya,
Toh seharusnya kita semua siaga akan segala wacana.
Karena Indonesia bukan hanya seputar gedung KPK,
Masih banyak sudut tempat di mana rakyat butuh dijaga

Soal wanita,
Berani bicara apa kau, berita?
Berani uji apa kau, pembuat kuasa?
Jangan seenaknya kau labelkan harga,
Hanya melalui uji semata.
Bukan berarti ada satu, maka seribu menjadi sama.
Lalu kau ratakan untuk dicap semua.
Tak usahlah sok menjaga,
Jika akhirrnya mencoreng nama. 

Lantas apa yang kau dapat dari hasil uji?
Selain sebuah predikat dan perlakuan berbeda pada mereka yang diuji.
Beruntung bagi yang menerima hasil "ya, kau masih suci"
Merana bagi yang menerima hasil "maaf, kau sudah tidak lagi"
Bahkan wanita sudah dijajah sejak dini.

Wanita bukan soal harga.
Jangan seenaknya kau sematkan tanda,
Apakah ia bagus atau tidak?
Apakah ia mahal atau tidak?
Sudah banyak sebutan rendah untuk mereka.
Masih inginkah kau menambahkan derita?
  
Karena pada siang hari,
Ada sebuah berita di televisi.
Dengan judul manis dia menantang,
Tentang wanita dan tahtanya.

Teruntuk padamu wanita,
Cantik jelita,
Menjelma berbagai rupa.
Sembunyi pada mata,
Berani dalam cerita.

Teruntuk padamu wanita,
Yang mencipta asa,
Dan menikmat lara.
Yang di sudut dahaga,
Dan dikurung bahagia.

Padamu wanita,
Aku bersuara.
  
Diperbudak rasa,
Tak jugakah kau jera?
Berhentilah merana,
Menanti kereta tak kunjung tiba.

Atas nama rasa dan karsa,
Kaulah wanita,
Perhiasan semesta

Atas nama harga dan tahta,
Kaulah kuasa atas mahkota,
Pemegang kendali tinggi atas raga,

Tegakkan kepala,
Jangan kau rendahkan jiwa,
Sekalipun bagi para raja.
Karena kau adalah ratu raya,
Atas dirimu sendiri, wanita.

Wanita akan selalu ada,
Dalam cerita dijajah pria
Berkacalah dari cerita,
Masih sudikah kau, wanita?

Saturday, August 10, 2013

"What gets us into trouble is not what we don't know. It's what we do know for sure that just ain't so."
-An Inconvenient Truth. 2006
(via @BestFilmQuotes)

Quotes di atas berhasil buat aku bikin sebuah tulisan di bawah ini. Ternyata dari satu kalimat bisa beranak jadi banyak ya...

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Apa yang terucap tidak selalu yang paling benar.
Apa yang terasa tidak selalu yang paling baik.
Apa yang terlalui tidak selalu yang paling menyenangkan.
Apa yang tertinggal tidak selalu yang paling menyedihkan.

Pernah jatuh, takut dan ragu.
Tapi harus memulai dan bisa percaya.
Jika tahu hal itu istimewa.
Tidak ada salahnya dengan mencoba.

Jika memang yang terjadi adalah sebuah kesalahan,
merasa beruntunglah pernah menjalainya.
Hingga satu waktu kau dapat berkata,
"Ya, itu adalah sebuah kesalahan".

Tiada perlu sesali yang sudah terjadi.
Lalui sebanyak jalan yang ada.
Biarkan kita tersesat dan salah arah.
Selagi ada waktu, apa lagi yang ditunggu?

Lebih baik terbunuh karena kepastian,
Daripada mati dalam penjara ketakutan
yang berselimut ketidakpastian.

Hidup adalah perjalanan.
Tiap detiknya adalah pilihan.
Tiap langkahnya adalah keputusan.

Tidak ada yang salah dari sebuah kesalahan.
Karena semua dilalui dengan kesadaran.
Tidak ada salah keputusan.
Apalagi sesal pilihan.

Karena yang terjadi adalah yang seharusnya terjadi.
Dan kau,
Kuasa atas hidupmu.

Maka ragu apa lagi yang membuatmu gagu?


Komunikata Komunitanda

Hidup itu komunikasi.
Itu mengapa manusia diciptakan dengan pancaindera.
Agar mereka dapat saling memahami dan mengerti satu sama lain.

Manusia diciptakan untuk saling berbagi dan melengkapi.
Lantas mengapa masih ada makhluk egois dan sombong yang tiada mau berbagi?
Atau ia terlalu malu untuk memunculkan diri,
Tersesat untuk menampakkan identitas sendiri.

Tidak semua masalah diselesaikan melalui perkataan.
Setiap masalah menyita tempat dan perhatiannya masing-masing.
Yang ditutup dan dihindari pasti akan mengikuti.
Lari dari masalah hanya akan memperburuk masalah.
Kekecewaan dan pesan yang tak tersampaikan adalah masalah itu sendiri.

Life is not about perfection, it's about communication.


Kita terlalu sering berkutat dengan tanda,
Kita terlalu sibuk menanti sinyal,
Kita terlalu naif mengandalkan firasat.
Kita diberikan pancaindera untuk berkomunikasi, kan?

Ada yang salah dengan berbicara?
Sejak kapan berbicara menjadi hal yang sulit?
Atau ada metode lain yang lebih baik selain berbicara?
Agar kita mampu menerjemahkan sekian banyak tanda dari manusia.

Telingakah yang sudah tuli?
Matakah yang sudah rabun?
Mulutkah yang sudah bisu?
Ya ampun, apa yang sulit dengan bertatap muka dan saling mengudarakan kata?

Mungkin tidak melulu harus berbicara.
Tidak selalu harus dari aksara.
Tapi setidaknya,
Kurang-kurangilah bermain tanda.
Banyak manusia lain yang menunggu ketegasan dan kejelasan,
Atas apa yang telah kita perbuat.

Silakan Dicoba

"Every great thing start out a little scary, doesn't it?" - Warm Bodies. 2013  
(via @BestFilmQuotes) 
Kita tidak pernah tahu kapan sebongkah hadiah akan tiba.
Kita tidak pernah tahu kapan kita memenangkan lotere atau memenangkan undian.
Kita tidak pernah tahu kapan nama kita akan terukir di batu nisan pemakaman keluarga.
Kita bukan Tuhan yang tahu segalanya, kan?

Sesungguhnya masalah akan selalu ada,
Dan akal akan terus berpikir untuk mencari jalan keluar
Sedangkan hati akan terus bertanya kapan masalah akan usai.
Manusia diberi akal untuk berpikir kemudian hati untuk merasa.
Kombinasikan keduanya, lalu lihat apa yang dihasilkan.

The problem is not your condition. 
It's how you deal with it. That's your problem.

Hidup itu opini.
Salah dan benar adalah bagian dari hidup.
Maka siapa yang berhak menentukan apa yang kita lakukan adalah salah dan benar,
sedangkan keduanya merupakan bagian dari opini?
Jika salah adalah sebuah kejahatan.
Jika benar adalah sebuah kebaikan.
Kita akan selalu takut berbuat salah hingga berusaha diam dalam nyaman.
Dan akan terus begitu, selama hidup adalah opini.

You can't change your situation,
but you can change your reaction.

Merah tidak selalu darah
Putih tidak selalu perban.
Dan salah tidak selalu salah.
Maka benar adalah sebuah jawaban.